Akhir-akhir ini saya kembali gatel dengan fenomena pembajakan software di negeri ini. Sungguh miris, Indonesia menempati rangking ke-2 pembajak software terbesar di dunia. Banyak hal yang menjadi alasan orang untuk membajak.
Penyebab
Setidaknya ada 3 penyebab mengapa pembajakan semakin marak bahkan seolah dianggap lumrah.
- Umumnya orang cenderung memilih yang lebih murah, bahkan kalo bisa yang gratis. Sehingga mungkin faktor ekonomi yang menjadi alasan. Ya, meskipun bukan golongan miskin karena buktinya mampu beli laptop/komputer, tapi mungkin mentalnya yang mental miskin.
- Namun ada juga yang karena saking GAPTEK-nya. Percayalah, ditengah kemajuan teknologi saat ini, masih ada juga orang yang tidak paham kalo burning atau mencopy cd di persewaan itu sama dengan membajak.
- Kemudian yang paling susah untuk disadarkan yaitu karena faktor mental. Karena kalo sudah tidak takut dosa, ya itu urusan masing-masing, dan tanggung sendiri akibatnya.
Baiklah mari simak dan pahami baik-baik agar tidak ada lagi yang ngeyel padahal sudah jelas-jelas mencuri.
Software <> Pisang Goreng
Dengan tidak ada maksud merendahkan profesi penjual pisang goreng. Software a.k.a perangkat lunak tidaklah sama dengan pisang goreng. Kalo pisang goreng, anda mau jual 100 biji, berarti anda harus memproduksi sebanyak 100 biji juga. Semakin banyak jumlah produksi, semakin banyak tenaga yg dibutuhkan dan semakin terasa capek pula di badan.
Berbeda dengan software, karena yang dijual adalah copy-nya. Jadi cukup sekali produksi, perusahaan/developer dapat menjual copy-nya sebanyak yang ia mau. Enak kan? Ya dong..
Namun pernahkah anda tahu perjuangan sebuah tim software developer?. Satu produk software mungkin dapat dikerjakan selama berbulan-bulan bahkan sampai hitungan tahun. Bahkan bagi tim developer, lembur hingga larut malam adalah hal yang biasa ketika mengejar deadline. Saya yakin semua developer pernah merasakan ini, termasuk saya. Ha3x.
Dalam tim, biasanya terdiri dari programmer, ux, ui designer, analys, tim riset, marketing dan masih banyak lagi tergantung kebutuhan dan kebijakan vendor/perusahaan. Mungkin termasuk juga OB, tukang sapu, tukang kebon dan tukang cuci piring kalo ada. Nah, kalo produknya anda bajak, artinya mereka semua tidak gajiaaan.
..untungnya belum pernah ada maling software digebukin.
Dari penjelasa ini seharusnya sudah terbayang, betapa jahatnya pembajak software. Lalu butuh bukti apa lagi untuk menunjukkan betapa jahatnya maling software. Agama manapun pasti mengajarkan kalo mencuri itu dosakan. Tapi untungnya belum pernah ada maling software digebukin.
Baca EULA(End User Lisence Agreement)
Itulah mengapa perlu ada EULA(End User License Agreement), yaitu semacam perjanjian antara vendor/ perusahaan pembuat software dan pengguna agar vendor tidak dirugikan. Perjanjian EULA ini biasanya ditampilkan dalam bentuk window dialog ketika proses installasi. Isi perjanjian biasanya berisi penjelasan lisensi aplikasi termasuk dilarang mencopy tanpa izin dan lain sebagainya yang saya yakin hanya sedikit pengguna yang mau membacanya.
Nah sekarang kita seharusnya paham bahwa copy tanpa izin sama dengan ilegal/mencuri/membajak.
Jenis-jenis pembajak/maling
Namun penjelasan se-nggambleh apapun kalau sudah ketemu golongan ngeyel tetap saja ada alasan untuk tetep mbajak. Beberapa alasan lucu mereka jadikan dalih untuk membajak:
“Untuk keperluan belajar, jadi ndak papa.”
“Untuk keperluan belajar, jadi ndak papa pake bajakan”. Iya benar, belajar maling. Lha wong mau shalat saja ndak boleh kok pake sarung curian. Namanya mencuri ya tetap mencuri. Tapi itu kembali ke masing-masing. Tinggal seberapa takut anda pada Dosa. Terutama jika anda gunakan untuk bekerja mencari nafkah untuk keluarga. Tentunya keberkahan yang dicari.
“Untuk dipake sendiri, bukan untuk dijual.”
Lho, kenapa ndak dijual sekalian? kan lumayan dapat dosa berlipat-lipat. Eh tapi ada juga ding maling motor buat dipake sendiri, ndak dijual.
Belum mampu beli, jadi terpaksa pake bajakan.
Ini ibaratnya pengen punya mobil belum mampu beli, jadi terpaksa mencuri. Padahal kalo mau banyak software yang free. Salah satu alternatifnya adalah Linux.
Dipake buat kebaikan, jadi ndak papa.
Bikin undangan pengajian pake Microsoft word bajakan.
Bikin disain poster Tabligh Akbar pake CorelDRAW bajakan .
Tapi nanti acara Aqiqahan anak tetep sembelih kambing ya, jangan babi. Ngko ndak tak keplak dhasmu..
“Punya saya asli, copy dari temen, dia beli CD Windows Original lalu saya copy.”
Ini sangat PEKOK, wong jelas dilarang mencopy kok. Jangan-jangan nanti copy-annya juga dicopy lagi ke temennya, dan seterusnya.
Nyewa di rental CD/DVD, bayar 3K per hari lalu dicopy dah dapet software asli.
Kalo ini mending diiyain ajah, karena kelewat pekok model orang yang satu ini.
Tapi tetep kita doakan semoga dapat hidayah. Amin.
“Gimana mau maju, kalo cuma kaya gini aja dilarang.”
“Mau maju” katanya. Ha ha ha, sungguh ndagel sekali. Orang model begini pertanda mainnya kurang jauh, kurang banyak membaca, dan update teknologi. Justeru semakin kita tergantung dengan software bajakan, semakin pula kita ketinggalan. Coba sekali-kali main ke forum/komunitas open source, komunitas coder/developer/engineer.
Solusinya gimana
1. Beli
Ingin punya ya beli. Mosok mampu beli laptop tapi beli softwarenya ndak mampu. Malu sama kucing.. meong.. meong.. meong. Sakjane juga ndak mahal-mahal amat. Coba cek saja ke lapaknya microsoft.
2. Nabung dulu, baru beli
Ini jalan yang bener, bukan nyuri dulu baru beli. Seperti yang diajarkan bu guru waktu di sekolah dulu. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Meskipun masih pake bajakan, paling tidak, kita punya cita-cita untuk pake software yang legal.
Meskipun masih pake bajakan, paling tidak, kita punya cita-cita untuk pake software yang legal.
3. Pake Freeware
Nah kalo tetep ngotot ndak mau bayar, ya ini pake yang freeware. Linux contohnya. Ndak perlu malu karena saat ini pengguna Linux semakin buaanyak. Para web developer, sysadmin, devops juga mayoritas pengguna Linux.
Kalo mau tahu keunggulan Linux dibanding Windows, silahkan browsing sendiri.
4. Tetap pake Bajakan
Jika solusi diatas masih anda paido, masih ngeyel, dan tetap nyaman pake software bajakan dan tidak merasa berdosa sama sekali, maka dengan ini saya ucapkan selamat menjadi maling.
Semoga bermanfaat dan semoga para maling segera sadar.
Referensi:
https://tekno.kompas.com/read/2016/07/21/11480047/84.persen.software.di.indonesia.adalah.bajakan
https://tekno.tempo.co/read/334142/akibat-pembajakan-software-negara-rugi-rp-11-triliun
https://inet.detik.com/cyberlife/d-1917861/nih-5-negara-pembajak-software-terbesar
https://www.kompasiana.com/aguscandra/54ff39e2a33311214a50f926/jenis-jenis-lisensi-software-komputer
gambar:
https://www.crn.com.au/news/building-sector-tops-illegal-software-rankings-431105
http://archives.sundayobserver.lk/2008/05/11/fin50.asp
https://helpx.adobe.com
http://www.penaudio.com/corporate-offerings/index.php?print=do
http://cdn2.tstatic.net/solo/foto/bank/images/pisang-goreng_20170803_133814.jpg
https://s3.envato.com/files/233978769/preview.jpg
https://mavericktraveler.com/wp-content/uploads/2015/08/Programmers.jpg