Yak, mulai
Sejak mengawali karir sebagai seorang kuli coding(begitulah sebutan untuk programmer yg bekerja pada perusahaan karena pernah jadi ninja a.k.a freelancer juga), saya sudah bertekad
untuk istiqomah ke jalan yang lurus yaitu jalan yang tidak mudah goyah meskipun godaan menerpa dan juga jalan yang tak mudah membuatku terlena meskipun tawaran dan intimidasi para geek hunter semakin harum menggoda.
Itu duluu..
sumber gambar:https://pixels.camp/badges/owners/60
Tapi itu duluu, waktu saya belum menikah dan masih unyu-unyu dan waktu otak ini masih penuh dengan idealisme serta masih berfikir untuk selalu menambah ilmu meskipun gaji tak ikutan nambah.
Namun seiring meningkatnya kebutuhan hidup dan perut yang harus terus diberi makan, sehingga terkadang rayuan maut para pemburu domba pun tampak mempesona. Ha3x. Ditambah lagi dengan bumbu cerita manis dari teman-teman yang sudah resign dan sekarang mendapat pabrik baru tentunya dengan gaji yang meningkat drastis. Meskipun sakjane ini sah-sah saja dan tidak dosa karena sama-sama pekerjaan halal, tapi justeru bagi saya ini berat kawan, karena ada buuaanyak faktor yang harus dipertimbangkan. Dan akhirnya… Oh.
Tempat baru memang asyik. Ah tenanee.. ?
Lalu apakah benar tempat baru itu benar-benar asyik. Tunggu dulu, tempat baru memang asyik dan menyenangkan karena ada kawan baru, suasana baru, pemandangan baru dan yang paling keren adalah gaji baru dan laptop baru ha3x. Tapi yang baru pun nanti juga akan jadi lawas juga kan. Dan akhirnya cerita paragraf ke 2 dan 3 pun terulang kembali. Dan saya yakin akan selalu terulang. Mengapa? yah karena saya kurang bersyukur, akhirnya mudah tergoda oleh hijaunya rumput tetangga padahal saya belum tahu persis rumput tetangga itu benar-benar asli atau hanya rumput sintetis yang bertaburan bumbu cerita manis. Saya hanya terpesona oleh hijaunya rumput tanpa mewaspadai siapa tahu ada singa yang mendekam disana.
Saya hanya terpesona oleh hijaunya rumput tanpa mewaspadai siapa tahu ada singa yang mendekam disana.
Nikmatilah kawan
Nikmatilah kawan, karena sakjane ada banyak orang yang pekerjaannya lebih ngenes ketimbang kita. Baru ketika nikmat ini diambil oleh sang Maha pemberi nikmat, kita baru ingat betapa banyak nikmat selama ini kita lupakan. Nikmat dekat dengan anak istri(bagi yg sudah menikah). Pulang kerja disambut oleh tawa riang anak-anak. Tempat kerja yang nyaman. Fleksibilitas waktu yang tak tergantikan di tempat lain. Kantor yang dekat dengan masjid. Dan masih banyak nikmat lain yang terlupakan. Masyaa Allahh..
Simaklah video ini kawan. Makjleb buanget rasanya. Ndak perlu malu kalo setelah nonton video ini mukamu jadi mimblik-mimblik dan mata kamu mbrebes mili.
https://www.youtube.com/watch?v=mHP4zt_26P0
Sudah nontonnya? Sudah dilap ingusnya kawan?
Masihkah Anda(eh saya ding) berfikir untuk berpindah ke lain hati(eh kantor). Sudahlaaah, ingat umur. Ingat nikmat yang selama ini terlupakan. Tapi bagi yang muda, sekali-kali merasakan pahit getir menjadi kuli tak apalah. Biar ada bahan cerita untuk anak cucu nanti.
Sekian dan matur nuwun.
iki aq ra percoyo nek sik nulis antum lek..
Ra kudu percaya kok mbah..