Belajar mengendalikan marah itu butuh usaha yg extra keras, apalagi jika memang memiliki sifat bawaan pemarah. Perlu dukungan dan pengertian dari keluarga dan orang-orang disekitar kita. Dan yang paling penting adalah memohon pertolongan Allah ta’ala karena sesungguhnya marah itu dari setan.
Selain itu, setidaknya ada beberapa usaha lahiriyah yang bisa dilakukan untuk mengendalikan marah sekaligus meminimalisir dampaknya.
- Jauhi Penyebab marah. Kenalilah penyebab marah dan jauhilah hal-hal yg biasanya dapat menyebabkan anda marah. Jika perdebatan dapat menyebabkan kemarahan, maka jauhilah perdebatan. Jika saling olok menyebabkan kemarahan, maka jauhilah olok-mengolok.
- Komunikasikan kepada keluarga dan orang-orang yg anda sayangi akan keinginan anda untuk berusaha belajar menjadi tidak pemarah. Komunikasikan juga hal-hal apa saja yang kurang anda sukai terutama hal-hal yang dapat memicu kemarahan.
- Pergilah sejenak. Jika suatu ketika timbul rasa marah karena disebabkan oleh satu hal, maka segera pergi menjauh dari orang-orang yg anda sayangi. Hal ini perlu dilakukan agar anda tidak lepas kendali. Tindakan yg dilakukan atas dasar emosi biasanya lepas kendali, baik dalam hal ucapan maupun perbuatan. Sehingga dikhawatirkan akan menyakiti orang-orang disekitar anda. Paling tidak, cara ini dapat meminimalisir dampak kemarahan anda.
- Diamlah. Jika amarah anda memang benar-benar sudah tidak dapat ditahan, maka boleh anda lampiaskan dengan diam. Jangan sampai amarah anda terlampiaskan pada tindak kekerasan, tindakan bodoh ataupun ucapan yang menyakitkan. Marah yang paling ringan madhorotnya adalah marah dengan diam.
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ.
“Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam”
HR Ahmad (I/239, 283, 365).
Semoga kita dapat mengendalikan amarah.